Di sebuah desa kecil bernama Sumber Makmur, pernah terjadi wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang cukup parah. Setiap minggu, selalu ada saja warga yang dirawat di rumah sakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Keadaan ini membuat warga khawatir dan resah.
Namun, keadaan mulai berubah ketika seorang ibu rumah tangga bernama Bu Siti menginisiasi gerakan "Bersih Lingkungan, Bebas DBD". Dengan semangat gotong royong, Bu Siti mengajak warga membersihkan lingkungan setiap hari Jumat, menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Selain itu, Bu Siti bekerja sama dengan Puskesmas setempat untuk mengadakan edukasi rutin tentang bahaya DBD dan cara pencegahannya. Anak-anak dilibatkan melalui lomba kebersihan lingkungan, sementara remaja diajak membuat video kampanye yang diunggah di media sosial desa.
Setelah 6 bulan berjalan, hasilnya sangat menggembirakan. Jumlah kasus DBD menurun drastis hingga 90%. Warga pun semakin kompak menjaga kebersihan lingkungan mereka. Desa Sumber Makmur bahkan mendapatkan penghargaan dari pemerintah kabupaten sebagai "Desa Bebas DBD 2025".
Keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan kesadaran bersama, edukasi, dan aksi nyata, DBD bisa diberantas. Bu Siti dan warga Sumber Makmur menjadi inspirasi banyak desa lain untuk melakukan hal serupa.
"Awalnya kami ragu, tapi setelah melihat hasilnya, kami bangga bisa membuat desa kami bebas DBD. Terima kasih Bu Siti dan semua warga yang sudah bergotong royong." — Pak Budi, Ketua RT